Fenomena mata biru di kalangan sebagian masyarakat Suku Buton di Sulawesi Tenggara telah mencuri perhatian publik luas, termasuk para peneliti genetika dan antropolog. Warna mata biru cerah yang tidak biasa ini menjadi pembeda mencolok di antara mayoritas masyarakat Indonesia yang bermata gelap. Apakah penyebab fenomena langka ini murni genetika, atau ada sejarah campur tangan asing di masa lalu?
Asal Usul dan Persebaran Suku Buton
Sebelum membahas lebih jauh mengenai mata biru, kita perlu memahami terlebih dahulu latar belakang Suku Buton.
Sejarah dan Budaya Suku Buton
Suku Buton merupakan kelompok etnis yang tinggal di Pulau Buton dan beberapa wilayah sekitarnya di Provinsi Sulawesi Tenggara. Sejarah panjang mereka mencatat kejayaan Kesultanan Buton, sebuah kerajaan maritim yang sudah eksis sejak abad ke-14. Kesultanan ini terkenal dengan tatanan hukum adat yang disebut “Martabat Tujuh” dan sistem pemerintahannya yang unik.
Penyebaran dan Perkawinan Campuran
Seiring perjalanan waktu, interaksi Suku Buton dengan pelaut dan pedagang asing, termasuk Portugis dan Belanda, sangat mungkin membuka ruang bagi terjadinya perkawinan campuran. Ini menjadi salah satu teori yang menyebutkan bahwa gen mata biru bisa jadi diwarisi dari hubungan antar ras yang terjadi di masa lalu.

Apa Itu Sindrom Waardenburg?
Para peneliti genetika memandang bahwa mata biru pada sebagian warga Buton dapat dijelaskan secara ilmiah melalui keberadaan kondisi genetik langka bernama Sindrom Waardenburg.
Karakteristik Sindrom Waardenburg
Sindrom ini adalah kelainan genetik autosomal dominan yang dapat menyebabkan perubahan warna pigmentasi pada mata, rambut, dan kulit. Salah satu ciri khasnya adalah heterokromia atau perbedaan warna pada kedua mata, atau munculnya mata biru cerah meskipun individu berasal dari populasi bermata gelap.
Bukti dan Penelitian
Hingga saat ini, belum banyak studi akademik yang secara mendalam meneliti warga Buton dengan mata biru. Namun, indikasi-indikasi visual dan testimoni dari masyarakat lokal mendukung teori bahwa fenomena ini bukan hanya mitos, melainkan ada dasar ilmiahnya.

Mata Biru: Antara Keistimewaan dan Stigma
Bagi sebagian warga Buton yang memiliki mata biru, fenomena ini membawa dampak yang beragam.
Keistimewaan yang Menarik Perhatian
Tidak sedikit dari mereka yang merasa bangga dengan keunikan tersebut. Banyak fotografer dan media datang khusus untuk mendokumentasikan wajah-wajah dengan mata biru cerah dari pedalaman Sulawesi Tenggara. Beberapa di antaranya bahkan viral di media sosial karena penampilan eksotis mereka.
Tantangan Sosial dan Diskriminasi
Namun tidak semua pengalaman mereka menyenangkan. Sebagian besar mengaku kerap menjadi objek ejekan atau dikucilkan oleh teman sebayanya saat kecil karena dianggap aneh. Fenomena ini menunjukkan bahwa edukasi mengenai keberagaman genetik masih sangat diperlukan di masyarakat.

Perhatian Dunia dan Upaya Pelestarian
Meningkatnya ketertarikan terhadap fenomena mata biru di Buton membawa dampak positif dalam hal pelestarian budaya dan warisan genetika lokal.
Dokumentasi dan Penelitian Lanjutan
Media massa lokal dan internasional sudah mulai memberikan ruang untuk mendalami topik ini. Bahkan beberapa peneliti dari luar negeri tertarik untuk melakukan riset lebih lanjut demi mengetahui asal usul gen biru tersebut.
Festival Budaya dan Edukasi Masyarakat
Pemerintah daerah Sulawesi Tenggara bersama komunitas budaya lokal mulai aktif menyelenggarakan festival tahunan yang menampilkan keberagaman budaya Buton, termasuk penampilan warga bermata biru. Ini menjadi upaya penting untuk memperkuat identitas dan mengurangi diskriminasi.
Warisan Langka yang Harus Dijaga
Fenomena mata biru pada masyarakat Suku Buton merupakan kombinasi unik antara keindahan visual dan kompleksitas genetik. Baik berasal dari sindrom genetik langka maupun sisa dari interaksi sejarah dengan bangsa asing, mata biru dari Buton menjadi bukti nyata bahwa keberagaman manusia sangat luas dan menakjubkan.
Ke depan, perlu lebih banyak penelitian dan pendekatan edukatif untuk memperkenalkan masyarakat pada fenomena genetika seperti ini, agar tidak ada lagi stigma yang membayangi mereka yang berbeda. Yang jelas, matabiru Suku Buton adalah salah satu kekayaan identitas bangsa Indonesia yang patut dihargai dan dilestarikan.