Hoarding Disorder adalah gangguan mental yang ditandai dengan kecenderungan tak terkendali untuk mengumpulkan barang dalam jumlah besar. Hingga menyebabkan ruang hidup menjadi berantakan.
Gejala dari Disorder termasuk kesulitan dalam membuang barang-barang yang dianggap penting atau memiliki nilai sentimental. Rasa ketidaknyamanan ketika orang lain mencoba membersihkan atau menyentuh barang-barang tersebut, serta ketidakmampuan untuk mengorganisir atau merapikan ruang.
Pengertian dan Gejala Hoarding Disorder
Hoarding Disorder merupakan gangguan mental yang sekarang diakui sebagai salah satu gangguan obsesif-kompulsif (OCD). Gangguan ini terjadi ketika seseorang tidak mampu mengontrol dorongan untuk mengumpulkan barang-barang yang sebenarnya tidak berguna atau tidak memiliki nilai nyata. Gumpalan barang ini mengisi ruangan yang seharusnya untuk kegiatan sehari-hari, seperti tidur, makan, dan bekerja.
Pada umumnya, orang yang mengalami Disorder akan merasa khawatir atau cemas jika harus membuang barang-barang tersebut. Mereka sering kali memiliki perilaku obsesif-kompulsif yang mendorong mereka untuk terus mengumpulkan dan menyimpan barang. Gejala lainnya termasuk kesulitan dalam memutuskan apa yang harus disimpan dan apa yang harus dibuang, serta perasaan takut kehilangan barang-barang tersebut.
Penyebab Hoarding Disorder: Faktor Psikologis dan Lingkungan
Penyebab Disorder bisa bervariasi, melibatkan faktor psikologis dan lingkungan. Beberapa penelitian mendukung teori bahwa gangguan ini terkait erat dengan faktor genetik, di mana seseorang mungkin mewarisi kecenderungan untuk mengumpulkan barang dari anggota keluarga terdekat yang juga mengalami masalah serupa.
Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi perkembangan Hoarding Disorder. Misalnya, pengalaman traumatis seperti kehilangan orang terdekat atau kejadian yang menciptakan rasa ketidakamanan bisa memicu kepengumpulan barang sebagai mekanisme untuk mengatasi kecemasan atau rasa kehilangan. Lingkungan yang berantakan atau kotor juga dapat memperkuat perilaku hoarding.
Dampak Negatif dan Konsekuensi Hoarding Disorder
Hoarding Disorder dapat memiliki dampak negatif yang signifikan pada kehidupan individu yang mengalaminya. Dalam beberapa kasus ekstrem, hoarding dapat menyebabkan kondisi lingkungan yang tidak sehat. Contohnya seperti terjadinya peningkatan risiko kebakaran atau kerusakan pada struktur bangunan akibat beban barang.
Selain itu, orang dengan Disorder cenderung mengalami kesulitan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Ruang hidup yang berantakan dapat mengganggu pekerjaan, hubungan sosial, dan kehidupan pribadi. Selain itu, munculnya gangguan kecemasan dan depresi juga sering kali terkait dengan Hoarding Disorder.
Cara Mengatasi : Terapi dan Pendekatan Terapi Alternatif
Terapi menjadi metode utama dalam upaya mengatasi Disorder. Salah satu bentuk terapi yang umum digunakan adalah Cognitive Behavioral Therapy (CBT), yang bertujuan untuk mengubah pola pikir dan perilaku yang mendasari kebiasaan mengumpulkan barang.
Selain CBT, terapi yang melibatkan pembersihan dan penataan ruangan juga dapat diterapkan. Pendekatan terapi alternatif seperti terapi seni dan terapi hewan peliharaan juga dapat membantu individu untuk mengatasi kecenderungan hoarding dan meraih kehidupan yang lebih teratur.
Bukan hanya sekadar kebiasaan menumpuk barang, melainkan kondisi yang membutuhkan pengobatan dan dukungan lebih lanjut. Dengan penanganan yang tepat, individu yang mengalami Hoarding Disorder dapat belajar mengelola kecenderungan mereka dan memulihkan ruang hidup mereka, serta meningkatkan kualitas hidup secara menyeluruh.